1+2 = PERKENALAN DENGAN RUMAHSAKIT (SEUTUHNYA)
Posted in Band, CD, Indie, Indie Band, Musik, Musik Indie, Review, Review Musik, Rumah Sakit
Oleh Achmad Nirwan | @achmad_nirwan
Bunuh..bunuhlah
aku…kalau kau bisa..silahkan saja…
Seketika
saya kaget mendengar lirik di atas dilantunkan dari sebuah lagu yang nadanya
ceria dan pop-ish. Impresi yang aneh ini berawal dari melihat band
tersebut tampil live dari sebuah video di kanal Youtube yang diunggah tahun
2010. Dan semakin sangsi melihat vokalisnya bernyanyi seperti orang lemas,
sedikit gugup dan tidak bersemangat melantunkan suaranya.
Dan saat itu
juga ingatan melayang ketika membaca sebuah majalah yang mengulas profil David
Naif (salah satu manusia paling gokil di seluruh dunia) dimana salah satu
fotonya, David ikut membekingi suara dua untuk band tersebut. Bertambah yakin
lagi setelah melihat David dengan Acum Bangkutaman kembali (mungkin mendadak)
membekingi suara sang vokalis di video Youtube yang saya ceritakan di atas
tadi.
Itulah salah
satu perkenalan saya menyimak Rumahsakit, band yang merupakan salah satu pionir
british pop di skena music indie Jakarta pertengahan 90-an. dengan personil
Andri Lemes (vokal), Marky (gitar), Mickey (keys), Sadam (bass) dan dan
Fadli(drum). Mungkin mengenai sejarah band mereka, sudah banyak media yang
lebih sahih membahasnya,sehingga afdal rasanya bila mencari lebih tahu tentang
mereka di media-media tersebut.Bila diceritakan sejarahnya disini, cukup
panjang lebar.
Perkenalan
seutuhnya dengan Rumahsakit yang saya maksud disini adalah dengan musik mereka
yang cukup membuat penasaran. Karena impian buat bertemu dengan mereka langsung
sepertinya belum bisa terwujud, maka saya menceritakan beberapa pengalaman
ketika ingin mendengarkan musik mereka dan album “1+2″ itu sendiri.
Beberapa
tahap perkenalan saya dengan musik mereka cukup berkesan mengingat saya masih
sangat kecil ketika mereka sudah menelurkan album pertama mereka dan tak bisa
dipungkiri perkenalan paling awal yakni saat masa “anak baru gede”. Saya baru
tahu nama band Rumahsakit dari artikel majalah tersebut dan rasa penasaran akan
musiknya dengan mencari-cari cassette tape album Rumahsakit di berbagai toko
retail musik di Makassar, namun hasilnya nihil.
Sampai suatu
waktu di tahun 2004, ketika membeli cassette tape album perdana dari Goodnight
Electric, yang saat itu masih diperkuat Henry Foundation dan Rebecca Theodora
(yang masih saya simpan hingga sekarang) ada sebuah track cover version
“Psychic Girl”-nya Rumah Sakit. Nah! ini dia yang saya cari-cari. Walaupun
hanya cover version, namun cukup memberi gambaran awal saya
bagaimana Goodnight Electric sampai segitu kepincutnya mau mengkover lagu ini.
Yang cover version-nya saja bagus, apalagi versi aslinya pasti lebih legit!
Dan akhirnya
saya berhasil mendengar versi asli dari “Psychic Girl” di sebuah film tokusatsu buatan dalam negeri di
bagian credit titlenya. Kejutan besar pastinya mengingat inilah yang dulu saya
cari-cari,mendengarkan versi aslinya dari Rumahsakit. Sayangnya CD film
tersebut entah saya simpan dimana sekarang.
Setelah
beberapa perkenalan seperti di atas, (seperti hasil simak video di atas
dari penampilan mereka membawakan “Pop Kinetik” di tahun 2010 yang liriknya
bikin cukup terkejut karena baru dengar lagunya saat itu) kembali lagi paling
perkenalan yang paling baru ketika Rumahsakit dikabarkan di sebuah media
bakal mengeluarkan album baru lagi di penghujung 2012 yang konon bakal
memuat lagu-lagu lama yang dimixing ulang dengan kualitas audio lebih bagus
dari cassette tape dan beberapa lagu baru.
Ditunjang
dengan semakin berkembangnya teknologi, (halah) mau tidak mau saya mencari lagi
album mereka melalui om-om pencari mesin (mesin pencari situs maksudnya) dan
mendapati sebuah link album Rumahsakit album pertama yang berjudul sama dan “Nol
Derajat”,album kedua dari sebuah situs files sharing.
Daripada
rasa penasaran dengan lagu-lagu mereka semakin membuncah,saya menempuh jalan
dengan mengunduhnya saja. Walaupun kualitas audio mp3-nya tidak sesuai yang
diharapkan karena diambil dari cassette tape, cukup mengobati kerinduan juga
mendengar lagu-lagu mereka terutama “Psychic Girl” dari album Nol
Derajat. Selebihnya masih “Pop Kinetik” dan “Anomali” yang liriknya bikin
geleng-geleng kepala bagaimana sebuah band britpop bisa membuat lirik seperti
ini hehehe…
Sampai turun
sebuah berita, Rumahsakit benar-benar bakal merilis albumnya dengan sebuah
pesta rilis yang bakal bersejarah di tanggal yang ciamik susunan angkanya,
12.12.12. Album ini katanya yang bertajuk “1+2” karena berisi 12 lagu
dengan 8 lagu lama rangkuman dari album pertama dan kedua serta 4 lagu baru.
Saya turut
berbahagia sekaligus sedih karena sudah pasti tidak bisa datang di acara pesta
rilis tersebut mengingat jarak yang cukup jauh antara Jakarta dan Makassar
(anggaplah jauhnya seperti di Anyer :p). Namun dengan teaser lagu “Bernyanyi
Menunggu” untuk album ini yang bisa diunduh gratis di situs sebuah media, pun
bisa memberi sedikit persepsi bahwa Rumahsakit masih ada dan belum “hilang”
seutuhnya.
Sampai
akhirnya di akhir bulan Maret ini, saya kembali diperkenalkan dengan Rumahsakit
namun sepertinya menuju utuh ketika menghadiri KBJamming,sebuah event di Kedai
Buku Jenny. Dimana saya mendapati sebuah CD Rumahsakit “1+2” yang sudah lama
jadi incaran. Namun CD tersebut pemberian dari mas Taufiq Rahman (co-founder Jakartabeat.net)
untuk diputar di Kedai Buku Jenny. Walhasil,niat mau pinjam CD-nya tapi ngantri
dulu ternyata hehehe.
Memasuki
bulan April ini di sebuah obrolan santai, Artha yang merupakan salah satu teman
seperjuangan bermusik pun memberitahu bahwa CD Rumahsakit “1+2” ternyata ada
dijual di sebuah toko retail musik,karena beberapa hari yang lalu dia baru saja
membelinya. Untunglah dia memberi informasi keberadaan “1+2″ yang membuat saya
pun mantap bahwa CD tersebut harus didapatkan hari ini juga di tanggal 5 April.
Puji
syukur,akhirnya “1+2” sudah ada di tangan sekarang. Walaupun lagu andalan
“Psychic Girl” tidak masuk di dalam list lagunya,album ini sudah lebih dari
cukup penantian lama bagi saya yang memiliki perkenalan cukup panjang dengan
musik Rumahsakit.
Deretan lagu
lama yang merupakan “greatest hits” dari album pertama dan kedua cukup membuai
saya dengan hasil mastering audio yang lebih bagus karena memang direkam ulang
lagi. Bahkan “Anomali” saya putar berulang kali sambil menulis tulisan
ini. Terutama dari departemen liriknya yang “sakit” yang membuat saya
ingin bertanya langsung dengan Andri Lemes darimana bisa mendapat inspirasi
lirik tersebut.
Namun yang
mengherankan juga suara Andri Lemes tetap seperti dulu,tetap berciri khas.
Beberapa lagu baru,salah satunya “Sirna” sangat kental pengaruh Primal Scream
dan The Charlatans. Selebihnya “Bernyanyi Menunggu” seperti menunjukkan
pendewasaan mereka menulis lagu yang masih mumpuni menghasilkan “ode”
berikutnya.
Mungkin di
lain waktu, saya bisa menonton langsung penampilan mereka dari barisan paling
depan untuk pertama kalinya dan melihat Andri Lemes crowd
surfing dengan muka bahagia.
PS.
Jangan Biarkan Rumahsakit “Hilang” Lagi.
0 komentar: